Berita Terbaru|

Surabaya – Hal demikian disampaikan Rohmat Mulyana Sapdi, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam,  pada giat Rapat Kordinasi Kepala MAN Unggulan di Surabaya (6/02). Dalam kegiatan tersebut, Kepala Madrasah melaporkan bahwa dari 36 MAN tersebut masih kekurangan 120 guru. Rohmat berkomitmen akan membantu dalam pemenuhannya dan tentunya tetap berkoordinasi dengan pihak-pihat terkait di bawah koordinasi Direktorat Guru Tenaga Kependidikan Madrasah dan Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Agama.

Rohmat menyampaikan bahwa Kementerian Agama berkomitmen menyelesaikan permasalahan ketenagaan ini. Salah satu upayanya adalah dengan pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak atau yang lebih dikenal dengan sebutan P3K. “Meskipun P3K ini belum memenuhi kebutuhan substansial pendidik, karena pengangkatan P3K hanya meningkatkan status kepegawaian seseorang,” ujarnya menjelaskan.

Hal demikian juga diamini oleh M Zain, Direktur GTK Madrasah. “Secara berkala, Kemenag akan tetap berusaha memenuhi masalah pendidik ini. Tahun ini, patut disyukuri bahwa jumlah P3K untuk madrasah mencapai 49 ribu,” jelasnya menegaskan. Pada kesempatan ini, juga disampaikan Grand Desain Pengembangan Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah. Zain menyampaikan bahwa dalam 2 tahun ke depan, Direktorat GTK fokus pada empat hal, yaitu implementasi kurikulum merdeka, integrasi keilmuan, literasi digital dan moderasi beragama.

Implementasi Kurikulum Merdeka pada MAN Unggulan menjadi bahasan yang cukup dominan di forum pertemuan para kepala madrasah ini. Anis Masykhur, Kepala Sub Direktorat Bina MA/MAK melaporkan bahwa Direktorat GTK sedang mempersiapkan pembekalan Implementasi Kurikulum merdeka bagi para guru Madrasah. Secara umum, kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang salah satu corak model pembelajarannya memfokuskan pada aktifitas “berpusat pada peserta didik.”

Anis melaporkan bahwa Implementasi Kurikulum Merdeka tahun anggaran 2023 akan disupport dari program komponen tiga yang terintegrasi pada program Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang berasal dari anggaran bantuan World  Bank. Selain itu, tahun ini akan mendapatkan tambahan anggaran yang akan difokuskan pada penyiapan pengawas.

Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan energi besar karena berkaitan dengan banyak aspek pendukungnya. Tidak hanya persoalan kesiapan SDM nya saja, namun juga infrastrukturnya.  Di kesempatan ini pula, Rohmat Mulyana mengingatkan untuk dikoordinasikan dengan sistem pendukungnya, baik EMIS maupun SIMPATIKA. Menurutnya, aktifitas guru pada  SIMPATIIKA harus disesuaikan terlebih telah terjadi perubahan kurikulum . “Jangan sampai kinerja Guru tidak bisa dilaporkan pada SIMPATIKA”, tegasnya. Salah satu corak Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berdiferensiasi yang mana setiap anak yang memiliki kemampuan yang berbeda harus diberikan pelayanan sesuai karakternya. Para siswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai passion yang dimilikinya.

Di akhir arahannya, pejabat Kemenag yang juga sebagai Dosen UIN Bandung tersebut menegaskan kembali komitmen serius Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di Madrasah dan juga pemenuhan kekurangan Guru Madrasah unggulan melalui pelbagai cara dan tentunya akan dilakukan melalui proses seleksi sesuai standar kompetensi yang dibutuhkan. (looki).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close Search Window